Pengamtan kematangan gonad pada ikan
dilakukan dengan dua cara, yaitu cara histologi pengamatan di laboratorium
berupa pembendahan sehingga dapat diketahui anatomi perkembangan gonad secara
jelas dan mendetail. Cara yang lainnya yaitu cara morfologi yang dapat
dilakukan di laboratorium atau di lapangan. dasar yang digunakan untuk
menentukan tingkat kematangan gonad ini adalah bentuk, ukuran, panjang dan
berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat terlihat.
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat kematangan gonad pada ikan yaitu ; spesies, umur dan
ukuran. Secara umum dapat dikatakan bahwa ikan-ikan yang mempunyai ukuran
maksimum kecil dan jangka waktu hidup pendek, akan mencapai kedewasaan pada
umur yang lebih muda daripada ikan yang mempunyai ukuran maksimum lebih besar.
Ikan seribu ( Lebistes ) mencapai kematangan seksual pada umur kurang dari
satu tahun, pada panjang kurang dari 3 cm. Banyak ikan-ikan yang mencapai
kedewasaan pada umur satu tahun. Tetapi banyak pula spesies ikan yang mencapai
kematangan seksual pertama kali pada umur dua sampai lima tahun, dengan panjang
8-30 cm bahkan lebih.
Umumnya pertambahan berat gonad ikan
betina sebesar 10-25% dari berat tubuhnya, dan jantan sebesar 5-10%. Tiap-tiap
spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya menjadi masak tidak sama
ukurannya. Dalam reproduksi alat-alat reproduksi yang bekerja antara lain
adalah testes pada ikan jantan dan ovarium pada ikan betina.
Pembagian tahap perkembangan gonad,
telah dilakukan oleh banyak peneliti, dan beberapa peneliti memiliki perbedaan
tentang tahapan perkembangan gonad ini, tergantung pada jenis ikan yang
ditelitinya. Dari beberapa jenis tingkat kematangan gonad yang dikemukakan
pebeliti, tingkat kematangan gonad menurut Kesteen (Bagenal dan Braum, 1968)
adalah yang sering dipakai menjadi acuan, diantaranya yaitu,
- Dara,
organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung. Testes dan
ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai berwarna babu-abu. Telur
tidak terlihat dengan mata biasa.
- Dara berkembang,
Testes dan ovarium jernih, abu-abu merah. Panjangnya setengah atau lebih
sedikit dari rongga bawah. Telur satu persatu dapat terlihat dengan kaca
pembesar.
- Perkembangan I, testes
dan ovarium bentuknya bulat telur, berwarna kemerah-merahan dengan
pembuluh kapiler. Gonad kira-kira mengisi setengah ruang ke bagian bawah.
Telur dapat terlihat seperti serbuk putih.
- Perkembangan II,
testes berwarna purih kemerah-merahan. Tidak ada sperma jika bagian perut
ditekan. Ovarium berwarna orannge kemerah-merahan. Telur jelas dapat
dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium kira-kira berisi duapertiga
ruang bawah.
- Bunting,
organ seksual mengisi ruang bawah, testes berwarna putih, keluar tetesan
sperma kalo perutnya ditekan, telur bentuknya bulat beberapa daripadanya
jernih dan masak.
- Mijah,
telur dan sperma keluar dengan sedikit teknan ke perut. Kebanyakan telur
berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal di
dalam ovarium.
- Mijah/Salin,
gonad belum kososong sama sekali. Tidak ada telur yang bulat telur.
- Salin,
testes dan ovarium kosong berwarna merah. Beberapa telur sedanga ada dalam
keadaan dihisap kembali.
- Pulih Salin, Testes
dan ovarium berwarna jernih, abu-abu sampai merah.
Pada ikan hermapodrit protogini
(seperti belut), ikan yang sama dari betina fungsional akan berubah menjadi
ikan jantan fungsional. Tanda meorfologi petunjuk ciri seksual sekunder tidak
didapatkan kecuali ukuran besar ikan. Tan dan Tan, kemudian menelaah
perkembangan ikan jenis ini, dan membuat klasifikasi perkembangan perubahan
ontogenesis menjadi 10 kelas. Kelas 1 merupakan gonad ikan yang tidak masak.
Kelas 2,3,4 tahap perkembangan ikan betina. Kelas 7,8,9,10 merupakan tahap
perkembangan ikan jantan. Kelas – kelas tersebut yaitu sebagai berikut :
- Kelas 1. Ovary
tidak matang, didapatkan oocyte tingkat 1 dan 2. Bila tidak terdapat
jaringan yang mengkerut, maka belum pernah terjadi pemijahan.
- Kelas 2. Betina
dengan ovary matang beristirahat. Terdapat oocyte tingkat 1, 2, dan 3.
mungkin terdapat jaringan mengkerut sisa pemijahan sebelumnya.
- Kelas 3. Betina
matang aktif. Kebnayakan oocyte tingkat 2 dan 4. Secara morfologi ovary
berkembang mudah dikenali.
- Kelas 4. Betina
pasca pemijahan, kelas ini susah didapatkan.
- Kelas 5. Transisi,
sukar dikenal, di luar gonad terlihat mengkerut dan di dalamnya kosong.
Jaringan mengkerut banyak didapatkan di bagian tengah.
- Kelas 6. Testes
tidak matang, hampir sama dengan kelas sebelumnya, banyak didapatkan
kerutan.
- Kelas 7. Testes
menuju masak, didapatkan kelompok kantung spermatogonia, spematocyit 1 dan
2.
- Kelas 8. Testes
masak, banyak spermatocyt 1 dan 2. terdapat sperma di kantung.
- Kelas 9. Testes
masak sekali, spermatozoa banyak terdapat di kantung, spermatocyt tingkat
awal sangat jarang.
- Kelas 10. Testes
pasca pemijahan. Kantung sperma umumnya kosong.