Assalamulaikum warohmatulahi wabarokatuh

Daun

close

Jumat, 01 Mei 2015

Tingkat Kematangan Gonad Ikan

Pengamtan kematangan gonad pada ikan dilakukan dengan dua cara, yaitu cara histologi pengamatan di laboratorium berupa pembendahan sehingga dapat diketahui anatomi perkembangan gonad secara jelas dan mendetail. Cara yang lainnya yaitu cara morfologi yang dapat dilakukan di laboratorium atau di lapangan. dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat kematangan gonad ini adalah bentuk, ukuran, panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat terlihat.


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kematangan gonad pada ikan yaitu ; spesies, umur dan ukuran. Secara umum dapat dikatakan bahwa ikan-ikan yang mempunyai ukuran maksimum kecil dan jangka waktu hidup pendek, akan mencapai kedewasaan pada umur yang lebih muda daripada ikan yang mempunyai ukuran maksimum lebih besar. Ikan seribu ( Lebistes ) mencapai kematangan seksual pada umur kurang dari satu tahun, pada panjang kurang dari 3 cm. Banyak ikan-ikan yang mencapai kedewasaan pada umur satu tahun. Tetapi banyak pula spesies ikan yang mencapai kematangan seksual pertama kali pada umur dua sampai lima tahun, dengan panjang 8-30 cm bahkan lebih.

Umumnya pertambahan berat gonad ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuhnya, dan jantan sebesar 5-10%. Tiap-tiap spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya menjadi masak tidak sama ukurannya.  Dalam reproduksi alat-alat reproduksi yang bekerja antara lain adalah testes pada ikan jantan dan ovarium pada ikan betina.

Pembagian tahap perkembangan gonad, telah dilakukan oleh banyak peneliti, dan beberapa peneliti memiliki perbedaan tentang tahapan perkembangan gonad ini, tergantung pada jenis ikan yang ditelitinya. Dari beberapa jenis tingkat kematangan gonad yang dikemukakan pebeliti, tingkat kematangan gonad menurut Kesteen (Bagenal dan Braum, 1968) adalah yang sering dipakai menjadi acuan, diantaranya yaitu,
  1. Dara, organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung. Testes dan ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai berwarna babu-abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.
  2. Dara berkembang, Testes dan ovarium jernih, abu-abu merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari rongga bawah. Telur satu persatu dapat terlihat dengan kaca pembesar.
  3. Perkembangan I,  testes dan ovarium bentuknya bulat telur, berwarna kemerah-merahan dengan pembuluh kapiler. Gonad kira-kira mengisi setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat terlihat seperti serbuk putih.
  4. Perkembangan II, testes berwarna purih kemerah-merahan. Tidak ada sperma jika bagian perut ditekan. Ovarium berwarna orannge kemerah-merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium kira-kira berisi duapertiga ruang bawah.
  5. Bunting, organ seksual mengisi ruang bawah, testes berwarna putih, keluar tetesan sperma kalo perutnya ditekan, telur bentuknya bulat beberapa daripadanya jernih dan masak.
  6. Mijah, telur dan sperma keluar dengan sedikit teknan ke perut. Kebanyakan telur berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal di dalam ovarium.
  7. Mijah/Salin, gonad belum kososong sama sekali. Tidak ada telur yang bulat telur.
  8. Salin, testes dan ovarium kosong berwarna merah. Beberapa telur sedanga ada dalam keadaan dihisap kembali.
  9. Pulih Salin, Testes dan ovarium berwarna jernih, abu-abu sampai merah.
Pada ikan hermapodrit protogini (seperti belut), ikan yang sama dari betina fungsional akan berubah menjadi ikan jantan fungsional. Tanda meorfologi petunjuk ciri seksual sekunder tidak didapatkan kecuali ukuran besar ikan. Tan dan Tan, kemudian menelaah perkembangan ikan jenis ini, dan membuat klasifikasi perkembangan perubahan ontogenesis menjadi 10 kelas. Kelas 1 merupakan gonad ikan yang tidak masak. Kelas 2,3,4 tahap perkembangan ikan betina. Kelas 7,8,9,10 merupakan tahap perkembangan ikan jantan. Kelas – kelas tersebut yaitu sebagai berikut :

  • Kelas 1. Ovary tidak matang, didapatkan oocyte tingkat 1 dan 2. Bila tidak terdapat jaringan yang mengkerut, maka belum pernah terjadi pemijahan.
  • Kelas 2. Betina dengan ovary matang beristirahat. Terdapat oocyte tingkat 1, 2, dan 3. mungkin terdapat jaringan mengkerut sisa pemijahan sebelumnya.
  • Kelas 3. Betina matang aktif. Kebnayakan oocyte tingkat 2 dan 4. Secara morfologi ovary berkembang mudah dikenali.
  • Kelas 4. Betina pasca pemijahan, kelas ini susah didapatkan.
  • Kelas 5. Transisi, sukar dikenal, di luar gonad terlihat mengkerut dan di dalamnya kosong. Jaringan mengkerut banyak didapatkan di bagian tengah.
  • Kelas 6. Testes tidak matang, hampir sama dengan kelas sebelumnya, banyak didapatkan kerutan.
  • Kelas 7. Testes menuju masak, didapatkan kelompok kantung spermatogonia, spematocyit 1 dan 2.
  • Kelas 8. Testes masak, banyak spermatocyt 1 dan 2. terdapat sperma di kantung.
  • Kelas 9. Testes masak sekali, spermatozoa banyak terdapat di kantung, spermatocyt tingkat awal sangat jarang.
  • Kelas 10. Testes pasca pemijahan. Kantung sperma umumnya kosong.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar